Rabu, April 09, 2008

Kuliner Ringan dari Surabaya

Lonthong Balap Surabaya


Kuliner khas kota pahlawan ini sering ditinggalkan oleh warganya yang mulai bergaya “western”. Padahal “lonthong balap” kebanyakan orang menyebutnya cukup sehat. Karbohidrat yang terkandung dalam lontong cukup, protein tahu serta serat dalam kecambah ikut mendukung makanan ini. Makanan ini mungkin juga sangat cocok dengan orang bergolongan darah “A” seperti diriku. Menurut buku best seller Diet golongan darah, saya yakin lonthong balap tidaklah kalah dengan fast food, khususnya untuk golongan darah A yang sangat cocok dengan protein nabati.


Gerobak lonthong balap yang diparkir di Jalan PT Sier, itu menjadi lalu-lalangku setiap berangkat mencari nafkah. Tak ayal kalau setiap pagi pula aku menyaksikan pemandangan seperti foto di atas. Hingga muncul isengku untuk memotret gambar “kang gondrong” si penjual yang selalu cekatan melayani setiap pelanggan.

Semakin aku pandangi, maka ketertarikanku semakin mendalam. Hingga pada suatu pagi aku hampiri n ku pesan 1 bungkus. Tahu berapa kira-kira harga 1 bungkus? Hanya 2.500,-. Sangat murah ........

Sembari di perjalanan menuju tempat kerjaku, perut kosongku seraya menghayal rasa masakan yang begitu lezat. Pas, kebetulan aku juga seneng dengan kecambah. Cocok.....

Aku buka bungkusan kresek hitam itu, wuahhhh, teksturnya ....... wuih menggoda (gak percaya liat aja gambarnya). Setelah nyampek ke mulut, rasanya benar-benar mak.... nyusssss!
Apalagi jika dipadukan dengan kopi jahe buat sang permaisuri, mesti akan menambah kelezatan yang begitu hebat. Sayangnya kopi jahe buatan mantan pacar ini hanya ada pada malam hari. Dan kang gondrong ini hanya berjualan di pagi hari saja. Jadi kalau ada pembaca co-konco mau mampir ya barang tentu harus pagi. OK. Mohon maaf kalau kebetulan ada beberapa gambarnya pelanggan yang ikut kejepret n nampang di blog ini.

14 komentar:

wku mengatakan...

haiyya... ketoke enak tenan...

Anonim mengatakan...

Gimana kalo diadu sama KopJoss plus Sego Kucing???? :)

rizky mengatakan...

Laper ni bisa dilempar ke sini gak?????

Anonim mengatakan...

kalo wedang jahe itu minuman kesukaan suamiku :P

kenapa dikasih nama lontong balap ?

Gudang Kambing mengatakan...

To:
wkurniawan: apa perlu dikirimi?
Fiz: boleh diadu, kapan-kapan ketemu, tukeran.....
elyswelt: kebetulan kok sama, mungkin sehati......
lontong balap..... jadi PR ....
rizky:waduh kalau dilempar sayang, soale ada kuahnye.

Anonim mengatakan...

gimana kalo semua makanan yangberbahan lontong dijadiin satu, seperti lontong pecel, tahu lontong, dan lontong-lontong yang lain... jadi apa ya??? mungkin akan ada varian baru, yaitu LONTONG RUWET...

pudi-interisti mengatakan...

Kalau boleh usul pas berangkat kerja minta sangu wedang jahe sama mbok'e thole, biar bisa dipadukan tuh jahe sama lontongnya. Tapi ngomong2 fotonya kecil kok sudah punya permaisuri? Apa ini hasil perbuatan anda di malam hari? He...dasar semut!!!

Anonim mengatakan...

hueheheh saya doyan ama yg namanya lontong balap+sate kerang! tapi minumnya ama es teh :D soale ditempaku yg jual lontong baru keluar siang2

Anonim mengatakan...

saat ini aku lagi pengin loh dipanggil mama sama anak2 kami nanti , Insya Allah :), lagi pengin jadi ibu nih

kamu panggil namaku saja , Ely .... eh iya , ijin ngelink blog kamu juga ya, maturnuwun .

Anonim mengatakan...

saya asli wong Kudus jateng, itu lho kota kretek yg terkenal buanyaak pabrik rokoknya .... semisal Djarum , wah dadi kangen kampung nih :)

Gudang Kambing mengatakan...

to WhyU: boleh menu lontong barunya
to Pudi: besok tak bawakan lup biar tidak keliatan kecil, tapi besar
to Ely: semoga segera dapat momongan

Kang Eko mengatakan...

Saya jamin disurabaya makanan yang berbau lontong pasti mak nyus ya to ?

Unknown mengatakan...

lontong balap? kirain makan lontong sambil balapan *_*

Telkom University mengatakan...

Bagaimana cara mempromosikan dan mempertahankan kuliner khas seperti lontong balap agar tetap populer di kalangan masyarakat?
Regard Telkom University