Rabu, Juni 11, 2008

Fakir lagi dermawan, lha ini baru istimewa

Ungkapan ini membuat kita geli. Namun kalau kita kaji secara mendalam, ternyata sangat enteng. Betapa tidak. Kalau kita terlahir menjadi orang kaya, mungkin bersikap dermawan itu hal yang mudah, namun kalau kita fakir alias miskin, bagaimana kita akan dermawan? Apapun yang ada pada diri kita, baik yang terjadi sekarang, besok, kemarin maupun yang akan datang, yakinkan bahwa itu adalah ketentuan Allah yang paling sempurna buat kita.
Masih ingat dengan postingan sebelumnya. Sengaja judul ini saya ambil dari penggalan kalimatnya. "Orang kaya dermawan, itu sudah sewajarnya, namun kalau ia fakir lagi dermawan, lha ini baru istimewa."Keistimewaan ini juga diungkapkan oleh Ustadz Mansyur. Kalau kita ingin mendapat rezeki 1.000.000,- maka kasarannya kita harus berinves 10% = 100.000,-. Itu semua telah tertuang di dalam AL-Quran, dan janji Allah tidak akan diingkari. (maaf saya tidak akan membahas p x l masalah ini).
Sebanding dengan ungkapan: Kalau kita akan memancing tongkol, maka umpannya cukup cacing atau udang kecil, namun kalau kita akan memancing hiu, maka umpannya juga gak cukup dengan cacing, melainkan harus yang lebih besar seperti tongkol itu sendiri.
Kembali ke masalah kedermawanan. Bagaimana kita akan menjadi kaya dan dermawan (yang diuji dengan melimpah harta dan mampu memberi barokah kepada orang disekelilingnya), sementara kita tidak belajar dermawan dari kecil (saat kita fakir). Seperti komentar poo "bahwa pingin kaya dan dermawan" Maka dari sekarang ya.. harus dermawan dulu. Harta yang kita dermakan akan berdoa:
SEDEKAH
Durratun Nashihin


Harta sedekah dan barang sedekah apabila sudah keluar dari tangan pemiliknya, ia akan berkata-kata:
Dulu aku kecil, kini engkau besarkan
Dulu engkau pelindungku, kini aku pelindungmu
Dulu aku musuh, kini engkau mencintaiku
Dulu aku fana, kini engkau mengekalkan aku
Dulu aku sedikit, kini engkau melipatgandakan aku


Dari sinilah awal segalanya. Walaupun kita belum seberuntung (kaya), saya secara pribadi mengajak untuk dermawan, terutama kepada yatim dan duafa! Itu bagian dari umat seperti kita, tanggung jawab kita. Semoga niatan kita diridhoi oleh Allah, Tuhan Yang Maha Esa. Amin

9 komentar:

SaifulBashrie mengatakan...

aku secara peribadi, amat bersetuju dengan entry ini, kita patut menjadi seorg yang dermawan walau apapun status kita, terutama pada anak yatim n insan2 yang memerlukan.

namaku wendy mengatakan...

tp kalo pas bener2 gak ada duit bs juga kan yah berderma selainnya materi seperti senyum misalnya hehehe

Anonim mengatakan...

Mantab. Bagaimana kalau kita bersedekah saja tanpa mengharap sesuatu yang lebih, atau bahkan menagih janji kepada Allah atas balasan yang berlipat ganda???

Gudang Kambing mengatakan...

to Bash: tak tunggu uluran tanganmu
to Wendy: betul, senyumpun sedekah
to Fiz: yang segera dikabulkan mestinya justru yang udah lupa dengan amalnya

Unknown mengatakan...

bener loh, jangan takut miskin gara2 sedeqah... pengalaman pribadi : gara2 ikhlas sedeqah pernah dapet rezeki yang gag diduga.. asyik kan..

pudi-interisti mengatakan...

Oh....jadi harata yang kita dermakan itu berdoa pada kita ya? Tiwas saya pas ngasih nyi Jemuah salamannya tak lama2in biar dpt doa yang banyak.
Satu lagi, doa kan butuh keikhlasan, kalau saya pamrih akan sebuah pahala apa saya masih disebut ikhlas???
Piye donk?

Nies mengatakan...

secara kalkulasi akuntansi jumlah harta menjadi berkurang karena ada pengeluaran di sisi Credit, namun itulah kekuatannya sedekah...akuntnasi kalah euy..justru harta kita akan bertambah di sisi Debit..Subhanallah...thanks for reminding me mas damar... ;)

Anonim mengatakan...

setuju sama komentarnya Fiz, ditambah lagi kalau berdema tidak perlu ada orang lain yang tahu

Gudang Kambing mengatakan...

To Nina: sedekah gak buat miskin
to Pudi: ikhlas, itu tanpa pamrih, dan tidak diingat-ingat
to Nies: 100
to Ely: siip. Tangan kanan memberi, mestinya tangan kiri tidak tahu